Sekilas tentang Temanggung


A.    Geografi Kabupaten Temanggung
Kabupaten Temanggung merupakan salsah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki letak geografis diantara 110o23'-110o46'30" bujur Timur dan 7o14'-7o32'35" Lintang Selatan dengan luas wilayah 870,65 km2 (87.065 Ha).  Batas administratif Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut:
·         Utara                   : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang
·         Timur                  : Kabupaten Semarang dan kabupaten Magelang
·         Selatan                : Kabupaten Magelang
·         Barat                   : Kabupaten Wonosobo.
Kabupaten Temanggung memiliki 20 Kecamatan yaitu Kecamatan Parakan, Kledung, Bansari, Bulu, Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak, selompang, Karanggan, Pringsurat, Kaloran, Kandangan, Kedu, Ngadirejo, Jumo, Gemawang, Candiroto, Bajen, Tretep, dan Wonoboyo dengan pusatnya di Kecamatan Temanggung. Wilayah Kabupaten Temanggung secara geo ekonomis dilalui oleh 3 jalur pusat kegiatan ekonomi, yaitu Semarang (77 Km), Yogyakarta (64 Km), dan Purwokerto (134 Km).
Sebagian besar wilayah Kabupaten Temanggung merupakan dataran tinggi dan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Dieng. Di perbatasan dengan Kabupaten Wonosobo terdapat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Temanggung berada di jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-Purwokerto. Jalur Parakan-Weleri menghubungkan Temanggung dengan jalur pantura.

B.     Potensi Kabupaten Temanggung
1.      Sektor Pertanian
Kabupaten Temanggung merupakan daerah agraris yang sebagian penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Luas lahan pertanian mencapai 60,956 Ha dengan suhu udara antara 18° C – 28° C dan curah hujan antara 1.000 – 3.100 mm/tahun. Tanah yang subur menyebabkan sebagian besar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

a.       Sub Sektor Perkebunan
sektor perkebunan merupakan potensi unggulan kabupaten Temanggung.hal ini ditunjukan dengan banyaknya petani tembakau dan kopi di berbagai kecamatan di Temanggung. bahkan tembakau yang dihasilkan dari kabupaten ini digunakan oleh perusahaan rokok ternama, seperti djarum, gudang garam, dll. selain tembakau, kopi robusta asal Temanggung juga terkenal hingga ke luar daerah. terlebih lagi sudah mulai dibukanya agrowisata guna memperkenalkan produk daerah kepada masyarakat luas. tempat agrowisata tersebut diantaranya di perkebunan Gesing, Rowo seneng, dan Bojongrejo. Bahkan untuk mendukung kegiatan publikasi potensi daerah pemerintah mengadakan expo rutin di Soropadan, Pringsurat. Tak hanya itu kontributor kopi di Temanggung untuk jateng mencapai 40 persen. oleh karena itu kopi pun menjadi andalan para warga Temanggung sebagai sumber penghasilan.

b.      Sub Sektor Tanaman Pangan
Luas Panen dan Jumlah Produksi Tanaman Padi dan Palawija
Dirinci Menurut Jenis Tanaman per Kecamatan
di Kabupaten Temanggung, 2014
Kecamatan
Padi
Jagung
Ketela Pohon
Panen (Ha.)
Produksi (Ton)
Panen (Ha.)
Produksi (Ton)
Panen (Ha.)
Produksi (Ton)







  1. Parakan
      1.352,00
           8.071,44
             545,00
                2.490,65
             19,00
            575,13
  2. Kledung
          230,00
           1.373,10
                97,00
                     443,29
                       -  
                         -  
  3. Bansari
          548,00
           3.271,56
             798,00
                3.646,86
                2,00
               60,54
  4. B u l u
      2.256,00
        13.468,32
        1.587,00
                7.252,59
          290,00
        8.778,30
  5. Temanggung
      2.528,00
        15.092,16
             123,00
                     562,11
             14,00
            423,78
  6. Tlogomulyo
          439,00
           2.620,83
        1.181,00
                5.397,17
                       -  
                         -  
  7. Tembarak
      1.097,00
           6.549,09
        1.660,00
                7.586,20
          218,00
        6.598,86
  8. Selopampang
          932,00
           5.564,04
             519,00
                2.371,83
             15,00
            454,05
  9. Kranggan
          807,00
           4.817,79
             926,00
                4.231,82
          190,00
        5.751,30
10. Pringsurat
      1.247,00
           7.444,59
        1.369,00
                6.256,33
          286,00
        8.657,22
11. Kaloran
      1.562,00
           9.325,14
        1.606,00
                7.339,42
             68,00
        2.058,36
12. Kandangan
      1.958,00
        11.689,26
        3.220,00
             14.715,40
          188,00
        5.690,76
13. K e d u
      2.932,00
        17.504,04
             285,00
                1.302,45
             15,00
            454,05
14. Ngadirejo
      1.985,00
        11.850,45
        1.341,00
                6.128,37
             25,00
            756,75
15. J u m o
      1.813,00
        10.823,61
             298,00
                1.361,86
             45,00
        1.362,15
16. Gemawang
      1.476,00
           8.811,72
        1.469,00
                6.713,33
          321,00
        9.716,67
17. Candiroto
      1.575,00
           9.402,75
             408,00
                1.864,56
                2,00
               60,54
18. Bejen
          961,00
           5.737,17
        1.312,00
                5.995,84
                       -  
                         -  
19. Tretep
          252,00
           1.504,44
        3.004,00
             13.728,28
             26,00
            787,02
20. Wonoboyo
      1.206,00
           7.199,82
        1.117,00
                5.104,69
             15,00
            454,05







Kecamatan
Ketela Rambat
Kacang Tanah
Kacang Kedelai

Panen (Ha.)
Produksi (Ton)
Panen (Ha.)
Produksi (Ton)
Panen (Ha.)
Produksi (Ton)











  1. Parakan
 4,00
 68,92
 10,00
 13,38
-
-

  2. Kledung
-
-
-
-
-
-

  3. Bansari
-
-
-
-
-
-

  4. B u l u
-
-
-
-
-
-

  5. Temanggung
-
-
 38,00
 50,84
-
-

  6. Tlogomulyo
 2,00
 34,46
 20,00
 26,76
-
-

  7. Tembarak
-
-
 12,00
 16,06
-
-

  8. Selopampang
 2,00
 34,46
-
-
-
-

  9. Kranggan
 41,00
 706,43
 45,00
 60,21
-
-

10. Pringsurat
-
-
 8,00
 10,70
-
-

11. Kaloran
 24,00
 413,52
 27,00
 36,13
-
-

12. Kandangan
 8,00
 137,84
 38,00
 50,84
 1,00
 2,00

13. K e d u
 35,00
 603,05
-
-
-
-

14. Ngadirejo
 2,00
 34,46
-
-
-
-

15. J u m o
-
-
-
-
-
-

16. Gemawang
 118,00
2 033,14
 12,00
 16,06
-
-

17. Candiroto
-
-
-
-
-
-

18. Bejen
-
-
-
-
-
-

19. Tretep
-
-
-
-
-
-

20. Wonoboyo
 15,00
 258,45
-
-
-
-











c.       Sub Sektor Kehutanan
selain beberapa sektor yang telah disebutkan, Temanggung juga memiliki potensi di sektor kehutanan. terdapat hasil hutan yang cukup melimpah di daerah Temanggung. berikut data dari BPS :
Dirinci Menurut Jenis Komoditi di Kabupaten Temanggung, 2012 - 2014
Jenis Komoditi
Satuan
Produksi
Harga (rupiah)/satuan *)
2012
2013
2014
2012
2013
2014






1. Kayu Jati Pertukangan**)
a. Sortimen A1
 3,00
0,26
 1,27
1 143 489
1143 489
1 266 376
b. Sortimen A2
 1,67
-
 2,32
2 221 960
-
2 590 160
c. Sortimen A3
 1,96
0,19
 1,40
4 225 539
4225 539
4 571 541
d. KBP
-
-
0,29
1 715 290
-
1 715 290
e. Persegi
0,17
-
-
2 475 541
-
-
2. Kayu Mahoni Pertukangan
a. Sortimen A1
 327,59
2 625,95
 283,63
 280 105
280 105
411 315
b. Sortimen A2
 696,77
6 624,50
 642,98
 485 173
485 173
704 478
c. Sortimen A3
1 335,24
17 012,30
1 428,04
1 068 523
1 068 523
1 154 760
e. Persegi
0,10
-
3.  Kayu Pinus dan Sengon Pertukangan
a. Sortimen A1
10 816,80
 83,00
 952,64
229 411
229 411
 449 427
b. Sortimen A2
1 380,13
 101,00
 568,62
331 899
331 899
 928 996
c. Sortimen A3
 695,87
 9,00
 109,87
473 978
473 978
1 027 413
     d. Clll
 2,44
-
-
658 465
-
-
4. Kayu Rimba Pertukangan
a. Sortimen A1
 45,11
278 792
b. Sortimen A2
 139,43
464 111
c. Sortimen A3
 337,94
821 971
     d. Clll
-
-
5. Kayu Bakar Industri
sm
 127,50
-
-
81 568
-
-
6. Hasil Hutan Lainnya
a. Getah Pinus
Ton
339,90
 355 497
 290 959
3 885
3 885
6 983 081
b. Telur Sutera Alam
box
-
-
-
-
-
-
c. Kopi***)
kg
19 451
28 202
41 045
12 500
12 500
14 500








Sumber Data  :   Perum Perhutani KPH Kedu Utara, Magelang
Ket :
*) Harga/satuan adalah harga penyerahan ke unit penjualan (bukan harga pasar)
**) tahun 2013 tidak ada tebang habis pohon jati
***) revisi data sebelumnya









d.      Sub Sektor Peternakan
Peternakan di Kabupaten Temanggung dikelompokkan menjadi tiga yaitu ternak besar, ternak kecil, dan ternak ungags. ternak besar ini meliputi sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kuda. Ternak kecil meliputi kambing, domba, babi, dan kelinci. Sedangkan ternak ungags meliputi ayam buras, ayam ras petelur, itik, entok, burung puyuh, dan angsa. Produksi komoditi peternakan yang ada di Kabupaten Temnaggung dapat dilihat lebih rinci pada tabel berikut
Populasi Ternak Besar Dirinci Menurut Kecamatan
dan Jenis ternak  di Kabupaten Temanggung, 2014
Kecamatan
Sapi Perah
Sapi Potong
Kerbau
Kuda
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina









  1. Parakan
 303 
 874 
 18 
 24 
 51 
 30 
  2. Kledung
 66 
 295 
  3. Bansari
 2 
 191 
 438 
 2 
  4. B u l u
 229 
 443 
 23 
 55 
 13 
 12 
  5. Temanggung
 2 
 328 
 683 
 21 
 56 
 28 
 24 
  6. Tlogomulyo
 148 
 384 
 3 
 24 
 9 
  7. Tembarak
 3 
 147 
 398 
 18 
 19 
-  
  8. Selopampang
 1 
 135 
 237 
 15 
 120 
  9. Kranggan
 751 
2 503 
 25 
 98 
 6 
 5 
10. Pringsurat
 3
 19 
 294 
1 013 
 9 
 54 
11. Kaloran
 2
 12 
1 319 
3 578 
 2 
12. Kandangan
 45
 134 
 729 
2 604 
 3 
 10 
 11 
 5 
13. K e d u
 2
 42 
1 015 
2 802 
 81 
 243 
 34 
 19 
14. Ngadirejo
 358 
 851 
 6 
 20 
 74 
 37 
15. J u m o
 458 
1 070 
 72 
 182 
 25 
 15 
16. Gemawang
 304 
 774 
 6 
 22 
17. Candiroto
 248 
 395 
 36 
 46 
 17 
 12 
18. Bejen
 277 
 680 
 24 
 86 
19. Tretep
 291 
 632 
20. Wonoboyo
 283 
 589 
 9 
 18 


















Jumlah    2014
 52 
 215 
7 874 
21 243 
 366 
1 060 
 283 
 168 
2013
 63 
 201 
10 700 
16 582 
 324 
1 087 
 249 
 198 
2012
 63 
 184 
17 406 
26 109 
 335 
1 057 
 249 
 195 
2011
 49 
 158 
16 558 
23 753 
 327 
1 028 
 248 
 191 
2010
 46 
 201 
13 530 
22 414 
 670 
1 693 
 265 
 174 









Sumber Data  :   Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Temanggung

     Subsektor peternakan dan hasil-hasilnya memberikan andil sebesar 4,97 persen adhb dan 4,93 persen adhk. Pertumbuhan subsector  ini berdasarkan adhb mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2013. jika pada tahun 2013 subsektor ini mengalami pertumbuhan sebesar  10,57 persen maka pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 7,72 persen. Demikian juga menurut adhk pertumbuhannya mengalami penurunan dan 5,17 persen pada tahun 2013 menjadi 4,97 persen di tahun 2014. Tabel berikut menyajikan data populasi beberapa jenis peternakan dan nilai tambah brut oats dasar  harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 di Kabupaten Temanggung.
Populasi beberapa jenis Peternakan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 (ekor)
Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
Kuda
439
439
444
447
451
Sapi
36.191
40.518
43.762
27.546
29.384
Kerbau
2.363
1.355
1.392
1.411
1.426
Kambing/Domba
307.230
307.948
329.229
351.853
356.100
Babi
231
215
209
83
84
Ayam
2.305.930
2.320.535
2.337.687
2.339.860
2.543.896
Itik
101.067
101.575
101.805
101.942
102.147

Nilai tambah Bruto Beberapa jenis peternakan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 atas dasar harga berlaku (jutaan rupiah)
Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
Kuda
0,00
0,00
41,39
393,91
319,03
Sapi
17.749,93
43.954,06
38.709,16
49.518,26
58.861,67
Kerbau
107,78
5.457,70
217,56
408,95
433,88
Kambing/Domba
11.323,76
12.288,92
24.382,21
32.191,38
35.044,94
Babi
3,10
10,21
3,83
8,97
8,07
Ayam
159.604,98
174.997,58
187.714,92
199.174,44
199.545,44
Itik
286,61
319,60
318,75
459,74
613,80

Nilai Tambah Bruto Beberapa Jenis Peternakan Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
Rincian
2010
2011
2012
2013
2014
Kuda
0,00
0,00
7,66
71,97
56,66
Sapi
6.149,08
13.323,57
11.378,15
14.295,45
16.792,89
Kerbau
35,35
1.398,54
53,74
100,40
104,64
Kambing/Domba
5.284,42
5.376,40
10.535,52
12.518,87
14.430,27
Babi
0,89
2,37
0,89
1,93
1,78
Ayam
69.542,17
76.248,94
76.337,40
75.935,26
79.040,73
Itik
77,11
96,31
93,55
129,88
171,24

Tabel produk domestik regional bruto menurut lapangan usaha Pertanian atas dasar harga berlaku kabupaten Temanggung tahun 2010-2014 (juta rupiah)
Lapangan Usaha Pertanian
2010
2011
2012
2013
2014
Tanaman Bahan Makanan
1.160.442,02
1.241.890,91
1.370.093,00
1.495.577,40
1.587.827,95
Tanaman perkebunan
213.125,38
236.136,44
262.038,66
290.816,18
308.093,60
Peternakan dan hasil-hasilnya
250.371,29
292.506,75
320.629,95
354.513,79
381.883,22
Kehutanan
35.402,42
41.579,28
41.598,62
47.391,51
50.409,18
Perikanan
19.273,41
23.038,10
25.004,85
26.818,18
28.458,59

1.678.614,52
1.835.196,48
2.019.365,08
2.215.117,40
2.356.672,54

e.       Sub Sektor Perikanan
Sebagaimana kita ketahui bahwasannya Kabupaten Temanggung selain menjadi daerah basis pertanian khususnya tembakau, juga mempunyai potensi untuk pengembangan sektor perikanan. Temanggung memiliki sumber daya perairan yang sangat melimpah. Sebagian besar wilayahnya mempunyai aliran sungai yang jarang mengering di sepanjang tahun.  Hal tersebut bias menjadi sebuah peluang dan berpotensi sekali untuk pengembangan usaha perikanan. 
Penyuluh perikanan di Temanggung berupaya mengenalkan dan menyuluh teknologi budidaya ikan Nila Larasati ke masyarakat agar dapat diterima dan dikembangkan oleh pembudidaya ikan. 
Potensi sumber daya perikanan mendapat dukungan dari Bupati Temanggung, Bapak Drs. H. Bambang Sukarno yang berencana untuk mengembangkan sektor perikanan. Keseriusan tersebut Beliau sampaikan dalam  acara pemberian bantuan dan penebaran benih ikan nila larasati serta penyerahan bantuan Induk Jantan “Pandu” dan Induk Betina “Kunti” secara simbolik ke beberapa kelompok pembudidaya ikan yang diadakan di Desa Caturanom, Kecamatan Parakan pada hari Rabu 18 September 2013 yang lalu. Beliau menegaskan akan mendukung pengembangan sektor perikanan dikabupaten temanggung yang diharapkan bisa mensejahterakan masyarakat dengan program perikanan yang ada, dan diharapkan kedepannya akan ada “output” yang nyata. 
Wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, memiliki sumber daya alam (SDA) potensial guna mendukung pengembangan perikanan. Wilayah Temanggung merupakan dataran tinggi dengan ketinggian 500-1.450 meter di atas permukaan laut. Namun, sumber daya air melimpah,baik dari mata air maupun dari perairan umum. Potensi perikanan di Kabupaten Temanggung terdiri atas lahan budi daya air tawar di kolam, sawah, dan perairan umum. Hingga akhir 2014, potensi tersebut baru dimanfaatkan 24,6 persen dengan komoditas unggulan ikan lele, ikan nila, dan ikan mas. Potensi perikanan di Kabupaten Temanggung beserta permasalahan pengembangannya di wilayah desa dan kecamatan, maka Pemkab Temanggung menerapkan konsep pengembangan wilayah yang menitikberatkan pada pengembangan komoditas unggulan sektor perikanan.
Kecamatan parakan ditetapkan sebagai minapolis (kota ikan) yang didukung oleh sembilan kecamatan sebagai daerah pengembangan. Kabupaten Temanggung masih dikategorikan sebagai minapolitan mandiri, namun melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan mampu meningkatkan produksi benih ikan 20 persen, produksi ikan konsumsi meningkat 28,4 persen.
Kemudian kawasan budi daya ikan air tawar meningkat 1,2 persen, produk olahan hasil perikanan meningkat tujuh persen dan meningkatnya status gizi masyarakat melalui peningkatan konsumsi ikan masyarakat di Kabupaten Temanggung yang pada 2014 mencapai 16,01 kilogram/kapita/tahun.
IKAN NILA
Kabupaten Temanggung telah memiliki BBI dan pasar ikan yang keberadaannya perlu dioptimalkan. Dimana di BBI (Balai Benih Ikan) perlu ada ketersediaan induk yang dapat mencukupi kebutuhan benih ditingkat lokal maupun luar daerah. Usaha budidaya perikanan darat (air tawar) di Temanggung masih sangat dibutuhkan, Pemerintah Daerah menyadari bahwa peningkatan usaha perikanan akan dapat terwujud jika ada kerjasama dengan pihak lain yang peduli, sehingga Pemerintah Kabupaten Temanggung membuka peluang investasi untuk:
·         Nama : Budi Daya Ikan Nila Produksi saat ini : Hasil tangkapan di sungai 108.93 Kw, Mina padi 9.707,50 Kw, ikan kolam 2.863,78
·         Lokasi : Di Chekdam Kembangsari Desa Kembang sari Kecamatan Kandangan.
·         Luas : Sekitar 2,1 ha
·         Peluang Investasi: Budi daya ikan nila dalam Keramba Jaring  Apung (KJA).
·         Cara Budidaya    : Pembuatan petakan dengan Keramba Jaring Apung ukuran 5 m x 5 m x 5 m dalam unit KJA terdiri dari 4 petakan dengan kapasitas  30 unit, benih ikan nila yang ditebar ukuran 8-12 cm sejumlah 8.750 ekor/petak. Lama pemeliharaan 4 bulan untuk ukuran 250 gram/ekor
          Sebanyak 275 unit pembibitan ikan air tawar yang terdapat di Kabupaten Temanggung ternyata belum dapat memenuhi kebutuhan akan bibit di daerah ini. Oleh karenanya, bibit ikan masih didatangkan dari daerah lain. Padahal, kabupaten Temanggung sangat potensial sebagai Pusat pembibitan ikan, mengingat saran pendukung tersedia.  Dari 275 unit pembibitan tersebut baru dapat menghasilkan sekitar 69.223.000 ekor per-tahun, sementara kebutuhan bibit ikan di daerah ini setiap tahun mencapai sekitar 150 juta ekor. Oleh karena itu, kekurangan akan bibit tersebut kebanyakan dibeli dari luar daerah. Ini kan ironis mengingat berbagai sarana dan prasarana cukup tersedia untuk pengembangan pembibitan ikan. Ketersediaan lahan budidaya ikan air tawar daerah ini untuk kolam mencapai 489 hektar, sementara lahan yang dimanfaatkan petani (warga) hanya 119 hektar (24 persen) saja. Sedangkan untuk lahan persawahan mencapai 19.883 hektar dan yang dimanfaatkan untuk budidaya Ikan baru 3.035 hektar (16 persen).
Sementara tingkat produksi bibit ikan ai tawar di kolam mencapai 3.200 ton (193Kg/hektar).,sementara produksi ikan di persawahan sebesar 1.400 ton (445 Kg/hektar). Sementara produksi ikan konsumsi sebesar 3.912 ton/ tahun, sementara kebutuhan 11.500 ton/tahun.
Jumlah pembudidaya ikan air tawar di daerah Temanggung mencapai 38.480 orang. Jumlah tersebut dinilai belum optimal, mengingat daerah memiliki sumber air yang cukup melimpah, baik sumber dari mata air, sungai/jaringan irigasi dan cek dam.
Jumlah sumber mata air mencapai 495 unit, sumber air sungai/jaringan irigasi panjangnya mencapai 885 Km (1.426 hektar), dan sumber air dari cek dam sebanyak 13 hektar dan yang dimanfaatka baru sekitar 0,01 hektar saja
 Guna mendukung dan mensukseskan pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Temanggung, maka Pemkab Temanggung terus berupaya menyediakan prasarana dan sarana perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang disertai dengan pemberian bantuan sarana produksi perikanan budidaya maupun sarana pengelolaan dan pemasaran hasil perikanan bagi kelompok.
Pemgembangan perikanan mendapat dukungan dari pemerintah pusat baik berupa dana, bantuan sarana prasarana maupun teknologi, sehingga pembangunan perikanan di Kabupaten Temanggung pada tahun-tahun mendatang dapat lebih maju dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Budidaya Ikan Hias Potensial di Temanggung

Kabupaten Temanggung dengan geografis yang strategis sangat potensial untuk pengembangan budidaya ikan hias. Apabila hal ini dilakukan oleh masyarakat tentu menguntungkan secara ekonomi dan menambah pendapatan selain budidaya ikan konsumsi. Kabupaten Temanggung mempunyai sumber daya alam yang potensial guna mendukung pengembangan perikanan. Sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi berketinggian 500-1450 mdpl, dengan sumberdaya air berlimpah, ini kan potensial sekali untuk budidaya ikan. Nah, selain konsumsi ikan hias juga bisa dikembangkan di Temanggung.
Oleh karena itu pemerintah saat ini terus mendorong budidaya ikan non konsumsi, yaitu ikan hias. Dari catatan pemerintah daerah dalam beberapa tahun terakhir geliat budidaya ikan hias memang terus maju, dengan produski per tahun mencapai 1.310.000 ekor dan jumlah pembudidaya 30 orang.
Hasil dan Nilai Produksi Ikan Kolam Dirinci Menurut

Kecamatan dan Jenis Ikan  di Kabupaten Temanggung, 2014







Kecamatan
Luas Kolam                                (Ha.)
Karper


Produksi                       (Kw.)
Nilai                                   (Ribu Rp)








  1. Parakan
  17,31 
  305,87 
 847 657,53 

  2. Kledung
  4,21 
  145,66 
 403 667,56 

  3. Bansari
  ,84 
  163,88 
 454 160,64 

  4. B u l u
  6,29 
  324,09 
 898 150,62 

  5. Temanggung
  17,31 
  287,68 
 797 247,58 

  6. Tlogomulyo
  2,04 
  262,19 
 726 607,15 

  7. Tembarak
  13,23 
  284,03 
 787 132,34 

  8. Selopampang
  8,41 
  247,62 
 686 229,31 

  9. Kranggan
  1,32 
  104,15 
 288 630,90 

10. Pringsurat
  6,01 
  112,89 
 312 852,06 

11. Kaloran
  1,56 
  109,25 
 302 764,53 

12. Kandangan
  1,20 
  107,06 
 296 695,38 

13. K e d u
  16,47 
  302,25 
 837 625,43 

14. Ngadirejo
  8,05 
  316,81 
 877 975,55 

15. J u m o
  5,89 
  167,51 
 464 220,46 

16. Gemawang
  1,20 
  123,81 
 343 114,65 

17. Candiroto
  3,25 
  98,32 
 272 474,22 

18. Bejen
  ,60 
  87,39 
 242 183,91 

19. Tretep
  ,24 
  43,70 
 121 105,81 

20. Wonoboyo
  4,81 
  47,34 
 131 193,34 





Jumlah    2014
  120,25 
 3 641,50 
10 091 688,97 

 2013*)
  119,10 
 3 422,61 
9 241 022,00 

2012
  117,88 
 2 771,31 
7 621 075,05 

2011
  115,57 
 2 617,25 
7 197 447,50 

2010
  114,20 
 2 615,30 
7 173 419,00 

2009
  113,07 
 2 613,43 
6 835 665,00 






Sumber Data: Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Temanggung

Keterangan: *) luas kolam terdiri atas kolam lahan (117.85 Ha) dan kolam terpal (2.40 Ha)







Kecamatan
L e l e
Nila
Produksi                             (Kw.)
Nilai                                         (Ribu Rp)
Produksi                             (Kw.)
Nilai                                         (Ribu Rp)





  1. Parakan
 1 631,16
2 283 624,00
  436,50
 829 350,00
  2. Kledung
  792,50
1 109 500,00
  207,85
 394 915,00
  3. Bansari
  889,62
1 245 468,00
  233,79
 444 201,00
  4. B u l u
 1 728,26
2 419 564,00
  462,43
 878 617,00
  5. Temanggung
 1 534,07
2 147 698,00
  410,44
 779 836,00
  6. Tlogomulyo
 1 398,13
1 957 382,00
  374,10
 710 790,00
  7. Tembarak
 1 514,65
2 120 510,00
  405,30
 770 070,00
  8. Selopampang
 1 320,46
1 848 644,00
  353,31
 671 289,00
  9. Kranggan
  555,37
 777 518,00
  148,59
 282 321,00
10. Pringsurat
  617,75
 864 850,00
  161,12
 306 128,00
11. Kaloran
  582,56
 815 584,00
  155,86
 296 134,00
12. Kandangan
  570,91
 799 274,00
  152,72
 290 168,00
13. K e d u
 1 611,75
2 256 450,00
  431,25
 819 375,00
14. Ngadirejo
 1 689,42
2 365 188,00
  452,04
 858 876,00
15. J u m o
  893,26
1 250 564,00
  239,05
 454 195,00
16. Gemawang
  660,24
 924 336,00
  176,65
 335 635,00
17. Candiroto
  524,33
 734 062,00
  140,32
 266 608,00
18. Bejen
  466,04
 652 456,00
  124,66
 236 854,00
19. Tretep
  233,02
 924 336,00
  62,39
 118 541,00
20. Wonoboyo
  252,44
 353 416,00
  67,53
 128 307,00





Jumlah    2014
 19 465,94 
27 850 424,00 
 5 195,90 
9 872 210,00 
2013
 15 134,92 
24 215 842,00 
 4 147,20 
8 178 911,00 
2012
 12 255,04 
19 631 039,41 
 3 358,00 
6 544 708,42 
2011
 7 106,00 
11 382 983,00 
 2 998,25 
5 843 570,00 
2010
 4 854,30 
7 989 150,00 
 2 977,45 
5 780 546,00 
2009
 4 030,99 
6 287 704,30 
 2 914,95 
5 740 171,00 





Sumber Data   :
Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Temanggung
Kecamatan
Lain-Lain
Jumlah


Produksi                             (Kw.)
Nilai                                         (Ribu Rp)
Produksi                             (Kw.)
Nilai                                         (Ribu Rp)









  1. Parakan
  24,86
 52 206,00
 2 398,39
4 012 837,53

  2. Kledung
  11,83
 24 843,00
1157,84
1 932 925,56

  3. Bansari
  13,32
 27 972,00
 1 300,61
2 171 801,64

  4. B u l u
  26,34
 55 314,00
 2 541,12
4 251 645,62

  5. Temanggung
  23,38
 49 098,00
 2 255,57
3 773 879,58

  6. Tlogomulyo
  21,31
 44 751,00
 2 055,73
3 439 530,15

  7. Tembarak
  23,08
 48 468,00
 2 227,06
3 726 180,34

  8. Selopampang
  20,12
 42 252,00
 1 941,51
3 248 414,31

  9. Kranggan
  8,46
 17 766,00
  816,57
1 366 235,90

10. Pringsurat
  9,17
 19 257,00
  900,93
1 503 087,06

11. Kaloran
  8,87
 18 627,00
  856,54
1 433 109,53

12. Kandangan
  8,70
 18 270,00
  839,39
1 404 407,38

13. K e d u
  24,56
 51 576,00
 2 369,81
3 965 026,43

14. Ngadirejo
  25,74
 54 054,00
 2 484,01
4 156 093,55

15. J u m o
  13,61
 28 581,00
 1 313,43
2 197 560,46

16. Gemawang
  10,06
 21 126,00
  970,76
1 624 211,65

17. Candiroto
  7,99
 16 779,00
  770,96
1 289 923,22

18. Bejen
  7,10
 14 910,00
  685,19
1 146 403,91

19. Tretep
  3,55
 7 455,00
  342,66
1 171 437,81

20. Wonoboyo
  3,85
 8 085,00
  371,16
 621 001,34







Jumlah    2014
  295,90 
 621 390,00 
 28 599,24 
48 435 712,97 

2013
  316,78 
 538 559,00 
 23 021,51 
42 174 334,00 

2012
  256,50 
 524 627,14 
 18 640,81 
34 321 449,96 

2011
  425,50 
 870 289,88 
 13 147,00 
25 294 290,38 

2010
  419,15 
 857 301,50 
 10 866,20 
21 800 416,00 

2009
  415,71 
 780 307,40 
 9 975,08 
19 643 848,30 







Sumber Data   :
Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Temanggung












2.      Sektor Pariwisata

a.       WISATA ALAM
1.      Posong
Salah satu kawasan yang sangat indah di lereng Gunung Sindoro yang hanya berjarak 3,5 km dari jalan raya Temanggung Wonosobo. Posong berhawa sejuk , jauh dari polusi udara serta kebisingan. Dari lokasi ini anda dapat menyaksikan matahari terbit (sunrise), Watu Mlongso (sungai purba) dan pada malam hari, Milky Way (gugusan galaxy Bima Sakti) dapat dilihat dengan mata telanjang. Atau jika anda seorang Pendaki Gunung, puncak sindoro dapat dicapai dalam waktu lima jam dari Posong. Area ini sangat ideal untuk Outbond dngan pemandu yang berpengalaman sehingga membuat liburan aman dan nyaman. Lokasi Desa Tlahab , Kecamatan Kledung.
Description: Description: 2012081705002k1hZR
Description: Description: OLYMPUS DIGITAL CAMERA
2.      Kledung Pass
Kledung Pass adalah Kawasan terbuka yang berada di antara dua Gunung Besar, yakni Sumbing dan Sindoro. Kledung membelah jalan raya Temanggung –Wonosobo, sehingga sangat mudah dicapai dengan kendaraan apapun. Ditempat ini terdapat kedai kopi dengan aneka rasa serta rumah makan dengan view alam pegunungan. Lokasi Jalan Raya Temanggung-Wonosobo, Kledung.
Description: Description: kldgpass
3.      Mata Air Jumprit
Mata Air Jumprit adalah Mata air dan hulu sungai Progo yang diyakini sebagai petilasan pada Jaman Majapahit. Setiap menjelang hari raya Waisak, Umat Budha mengambil Air Jumprit sebagai air suci bagi umat yang mengikuti perayaan di Candi Borobudur. Lokasi ini berada di lereng Gunung Sindoro Dusun Jumprit, Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo. Berhawa sejuk dengan hutan pinus yang batangnya berwarna orange.
Description: Description: jmprt   Description: Description: jmpt
4.      Hutan Walitis,
Hutan Walitis adalah Hutan yang dimana terdapat Pohon dengan tinggi 30 meter dan diameter batang pohon 7,5 meter. Berlokasi di Desa Jetis, Kecamatan Selopampang. Terdapat juga hamparan kebun tembakau, sehingga pengunjung dapat menikmati  udara segar di lereng Gunung Sumbing.
Description: 20082012792

5.      Curug Trocoh (Surodipo)
Curug Trocoh (Surodipo) adalah Objek wisata air terjun yang masih alami dan menjadi saksi bisu kilasan sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro ketika membuat strategi Gerilya melawan Belanda. Terletak di Desa Tawangsari, Kecamatan Wonoboyo.
Description: air terjun trocoh
6.      Curug Lawe
Jatuhnya air terjun dari tebing yang curam, bagaikan benang-benang putih yang yang dalam bahasa jawa disebut ‘Lawe’ (tali seratnya putih) membuat namanya lebih cocok menjadi Curug Lawe. Berlokasi di Desa Muncar, Kecamatan Gemawang.
Description: 101-curug-lawe
7.      Curug Thithang
Curug Thithang terletak di Desa Nampirejo, Kecamatan Temanggung. Pemandangan alamnya yang indah nan hijau, penuh dengan ppohonan , menciptakan udara yang sejuk dan bebas dari polusi udara. Jauh dari kebisingan, Curug Thithang menawarkan suasana damai dengan suara gemericik air dan suara serangga/burung yang hidup di sekitar air terjun . bagi yang memiliki kegemaran berpetualang , tempat ini cocok sekali karena bisa menyusuri sungai sampai ke atas air terjun.
Description: curuk-titanx
8.      Curug Onje
Curug Onje berlokasi di Desa Duren, Kecamatan Bejen. Di sepanjang aliran sungai terdapat 7 air terjun yang dikenal dengan nama Curug Onje. Untuk mencapai lokasi, pengunjung akan melewati areal perkebunan yang asri dengan dihibur kicauan burung sambil sesekali terdengar koko ayam hutan.

Description: 20160220_125527

b.       WISATA BUATAN

1.      Pikatan Water Park,
Diambil dari nama raja Mataram Kuno, Rakai Pikatan, yang berkuasa sebelum tahun 900 M. Pikatan Water Park dibuka pada tahun 2009 dan menjadi salah satu objek wisata andalan yang ada di Temanggung mulai 1 Januari 2010. Objek wisata permainan air ini menjadi tempat rekreasi idaman bagi keluarga. Fasilitas di kawasan ini yaitu terdapat Kolam Renang Standar Nasional, kolam anak-anak, hall tempat bermain, serta terdapat situs peninggalan Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram.
Description: 285040_215784038474384_100001283673109_648129_6383953_n
2.      Taman Kartini,
Taman rekreasi kartini masih menjadi ikon pariwisata di kabupaten temanggung. Objek wisata ini mudah dikenali, karma berada di pintu masuk kabupaten temanggung sebelah timur (dari arah secang dan semarang). Fasilitas yang tersedia cukup komplet untuk sebuah tempat rekreasi umum, antara lain rumah makan pujasera, kolam renang tirto asri, arena bola basket, lapangan tennis, lapangan voli, hingga lapangan sepak bola. Ada juga arena permainan anak, panggung kesenian, dan warung souvenir.  Puncak keramaian terjadi pada musim lebaran, karena pengelola taman rekreasi kartini rutin menggelar gebyar pekan syawalan yang berlangsung selama 7 hari sejak tanggal 2 syawal. Banyak atraksi wisata yang ditampilkan, termasuk aneka makanan tradisional khas temanggung, pentas musik dangdut, dan lain sebagainya.
Description: img_20130101153910_50e2a0aeaabcc
3.       Monumen Meteorit
Tanggal 11 Februari 2011 Kabupaten Temanggung kedatangan’tamu’ dari luar angkasa. Sebuah batu sebesar kepalan tangan orang dewasa jatuh di ladang lereng gunung Sumbing, Desa Wonotirto Kecamatan Bulu.
Description: monumen-meteorit



4.       Monumen Bambang Sugeng,
Bukit kecil di sebelah timur Kabupaten Temanggung menjadi saksi perjuangan Alm. Mayjend Bambang Sugeng yang pada waktu perang kemerdekaan memimpin pasukan TNI di sekitar Temanggung. Di kawasan ini dibangun sebuah monumen dan terdapat batu besar dengan pahatan bertuliskan huruf kanji yang berbunyi ‘Wampo Daiwa Daigetsu’ yang berarti : Seluruh Dunia Sekeluarga. Monumen ini merupakan peninggalan tentara Jepang yang pernah ditawan di daerah Temanggung.
Description: bambang








c.       WISATA BUDAYA
1.      Candi Pringapus,
Arca berartistik Hindu Sekte Shiwaistis ini dibangun pada tahun 850 masehi. Candi ini merupakan replika Mahameru sebagai perlambang tempat para Dewata. Pada bangunan purbakala ini terdapat hiasan antefiq dan relief Hapsara –Hapsari yang menggambarkkan makhluk setengah desa. Sampai sekarang, Candi Pringapus masih terawat dengan baik.
Description: 220px-Candi_Pringapus
2.       Prasasti Gondosuli,
Reruntuhan candi yang dibangun pada masa Jaman Sriwijaya ini adalah saksi bisu kebudayaaan masa lampau. Prasasti Gondosuli berisi sebuah legitimasi kejayaan Rakarayan Patapan Pu Palar pada masa pemerintahan Rakai Garung, Raja Mataram dari Dinasti Sanjaya. Reruntuhan ini berada di lereng Gunung Sumbing, Desa Gondosuli Kecamatan Bulu.
Description: gondosuli

3. Situs Liyangan,
Peninggalan purbakala ini ditemukan tahun 2008 oleh para penambang pasir. Berdasarkan penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta. Situs Liyangan merupakan bekas pemukiman peninggalan masa kejayaan Mataram Kuno yang eksis pada abad IX masehi yang terkubur lava akibat letusan Gunung Sindoro. Situs Liyangan merupakan temuan Arkeologi yang spektakuler dengan areal yang sangat luas. Di lokasi ini Para Arkeolog menemukan bekas-bekas rumah, talud, candi, peralatan rumah tangga kuno serta fosil padi. Di Situs Liyangan juga ditemukan adanya Bangunan Candi yang memiliki tiga Yoni, dimana hal ini tidaklah lazim, dan tubuh candi juga sangat khas karena hanya mirip sebuah altar tanpa adanya bagian tubuh dan atap. Di situs ini samapi sekarang masih terus dilakukan penelitian. Terletak di Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo.
Description: situs liyangan






d.      WISATA TRADISI
1.      Suran Traji,
Di Desa Traji Kecamatan Parakan , terdapat satu tradisi yang ‘menikahkan kembali’ Kepala Desa dengan istrinya. Peristiwa yang dianggap penting oleh warga Desa Traji iini8 dilaksanakan setiap malam tanggal 1 Suro peninggalan Jawa. Ritual budaya tersebut diikuti oleh seluruh anggota masyarakat berupa arak-arakan menuju Sendang Sidukun.
2.      Pengambilan Air Suci Waisak
Salah satu kegiatan memperingati Trisuci Waisak adalah prosesi pengambilan air suci di umbul Jumprit. Prosesi dimulai tiga hari sebelum Waisak. Ditempat ini juga terdapat tradisi kungkum, selepas pukul 24.00 tiap malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon. Mereka yang kungkum akan membuang pakaian dalam sebagai symbol membuang sial agar nasibnya menjadi baik.
3.      Gebyar Pekan Syawalan
Pada musim lebaran digelar Gebyar Pekan Syawalan di Taman rekreasi Kartini Kowangan, Temanggung. Acara dimulai sejal tanggal 2 syawal, dan berlangsung selama seminggu. Atraksi yang ditawarkan sangat bervariasi, mulai dari berbagai arena permainan anak, pentas musik dangdut, hingga warung-warung souvenir dan makanan tradisional.
4.      Gebyar Padusan di Pikatan
Gebyar Padusan digelar rutin setiap menjelang bulan puasa di taman Rekreasi Pikatan Indah. Dalam kegiatan ini di tampilkan berbagai atraksi kesenian dengan menu berganti-ganti tiap tahun, misalnya pentas kesenian tradisional (kuda lumping, warokan, kuntulan, reog, campursari), solo organ, sulap dan lain-lain. Pengunjung bisa menikmati makanan khas seperti gula kacang, pecel mi, dan ikan bader goring. 5. Ritual Pendakian Sumbing Tradisi pendakian Gunung Sumbing (3.371 m dpl) dilakukan pada malam selikuran di bulan suci Ramadhan. Pendakian dimulai dari Desa Pagergunung, Kecamatan Bulu. Ribuan pendaki akan dipandu para pecinta alam yang berpengalaman seperti Sumbing Hiking Club (SHC) Temanggung, dan dipantau petugas terpadu di posko-posko yang ada. 6. Ritual Pendakian Sindoro Selain Pendakian biasa, ada ritual pendakian gunung sindoro yang berlangsung tiap malam 1 suro. Ini merupakan kegiatan yang menarik minat para pecinta alam untuk berpetualang mendaki gunung sindoro, serta melihat keindahan Telaga ajaib dan Bunga abadi edelweis di puncak gunung. Pendaki juga bisa melihat terbit dan tenggelamnya matahari di pergantian tahun islam itu. Ritual pendakian dilakukan melalui Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo.
5.      Tradisi Jum’at Pahingan
Tradisi Jum’at Pahingan adalah Tradisi berdzikir di Masjid Menggoro. Banyak pengunjung dari berbagai kota yang pada umumnya mereka membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an, dzikir, membaca doa-doa, menjalankan nadzar, ada pula yang sekedar ingin mengadu nasib dengan memeluk salah satu tiang masjid yang dikenal dengan Soko Guru karena konon bisa mengetahui rezekinya jauh atau dekat.

.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Multikultural dalam Mata Pencaharian

kebudayaan suku batak

Pendidikan Karakter untuk Membangun Manusia Indonesia yang Unggul